Sabtu, 06 Februari 2010

BAGIAN 1

Pendahuluan

Catatan ini saya beri judul HIKMAH ALQURAN karena berisi pendalaman atau pemahaman secara mendalam tentang Al Quran yang Insya Allah bisa membawa kita kepada kecintaan dan kekaguman terhadap Al Quran. Pada catatan awal saya paparkan dasar-dasar yang sangat penting untuk diketahui sebelum memasuki tahap pendalaman.
Hanya Allah-lah pemilik kebenaran, dan saya sebagai manusia biasa tentunya tidak akan luput dari kesalahan-kesalahan. Kecuali firman Allah (Al Quran) yang tidak ada keraguan di dalamnya, apa yang saya paparkan mungkin banyak kesalahan-kesalahan di dalamnya. Untuk itu kepada pembaca yang budiman saya mohon dengan keikhlasan hati agar dapat memberi sumbang saran maupun kritik yang membangun agar catatan yang salah/keliru dapat dilakukan perbaikan sehingga mendekati kebenaran. Untuk itu saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjukNya kepada kita semua. Amin.

Al Quran sebagai petunjuk

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, memiliki naluri beragama untuk mencari keselamatan. Sebelum petunjuk datang kepadanya, berbagai cara dilakukan untuk mencapai maksud tersebut. Ada yang berbuat sesuai dengan inspirasinya, kemudian mengajak orang-orang disekitarnya yang juga belum mendapatkan petunjuk, lalu ditiru secara turun temurun sehingga menjadi kebiasaan. Inilah yang disebut sebagai agama nenek moyang. QS 43 ayat 22:
Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan Sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka".

Mereka pada dasarnya meyakini akan adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan dunia ini. Tetapi bagaimana kehidupan akhirat itu mereka tidak tahu persis, mereka hanya menduga-duga. Sehingga persiapan untuk memasuki kehidupan itu mereka lakukan sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Maka bermunculanlah macam-macam penyembahan dan peribadatan yang beraneka ragam. Mereka tetap mempertahankan kebiasaan itu meskipun petunjuk yang sebenarnya telah sampai kepada mereka. QS 2 ayat 170:
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".

Mencari keselamatan dengan cara sendiri-sendiri atau mengikuti kebiasaan orang-orang terdahulu sama sekali tidak ada jaminan keselamatan di dalamnya, tetapi kalau mengikuti petunjuk dari Allah SWT maka ada jaminan keselamatan di dalamnya. QS 2 ayat 38:
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Bagi kita yang Insya Allah telah mendapat petunjuk tentu meyakini bahwa kehidupan akhirat itu sesuatu yang gaib, tidak seorang manusia pun yang mengetahuinya. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Hanya Allah SWT yang bisa bercerita tentang bagaimana kehidupan akhirat itu dan bagaimana cara mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan akhirat. Untuk itu Allah SWT telah menjelaskan secara lengkap dalam sebuah kitab petunjuknya yaitu Al Quran.
Sangatlah disayangkan ketika Al Quran telah sampai kepada kita, justru kita mengabaikannya, seakan-akan tidak bernilai apa-apa bagi kita. Inilah yang dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada Tuhannya, sebagaimana disebutkan dalam QS 25 ayat 30:
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Tidak diacuhkan dalam hal ini antara lain adalah kita tidak sepenuhnya menjadikan Al Quran sebagai petunjuk. Masih ada pemahaman-pemahaman yang kita ambil di luar Al Quran, yang tidak jelas sumbernya. Bahkan kalau pun telah ada petunjuknya dalam Al Quran dan Rasulullah SAW telah menjelaskannya dalam hadits-haditsnya, namun kita tetap tidak berpegang teguh kepadanya. Di sinilah terlihat, seberapa besar nilai keimanan kita terhadap Al Quran itu. Ataukah kita masih termasuk ke dalam golongan orang-orang yang belum beriman terhadap Al Quran? QS 13 ayat 1:
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).

Kalau kebanyakan manusia tidak beriman kepada Al Kitab (Al Quran), berarti sedikit sekali orang yang beriman kepadanya. Siapa mereka? QS 2 ayat 121:
Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.

Apakah kita sudah membaca Al Quran dengan bacaan yang sebenarnya? Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, antara lain:
1. hendaklah membaca dengan tartil (perlahan-lahan). QS 73 ayat 4:
Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Terkadang kita mengejar pahala huruf Al Quran yang kita baca. Semakin banyak huruf yang kita baca semakin banyak pahalanya. Namun lebih dari itu yang lebih penting adalah membaca dengan pemahaman, agar kita dapat mengambil pelajaran di dalamnya. Al Quran itu firman Allah, kata-kata Allah, bahasa Allah. Kita yakin bahwa ketika membacanya, Allah SWT akan memberi petunjukNya. QS 75 ayat 16-19:
16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.


2. sebelum membaca Al Quran hendaklah bersuci, suci jasmani dan rokhani. Secara hukum tidak apa-apa orang membaca Al Quran sebelum bersuci, tetapi lebih baik lagi kalau dalam keadaan suci baik dari hadats besar maupun kecil. Karena untuk sampai kepada pemahaman Al Quran secara mendalam maka seseorang harus berada dalam keadaan suci lahir dan batin. QS 56 ayat 77-79:
77. Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia,
78. Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
79. Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.


Yang lebih penting adalah kesucian rokhani karena menyangkut niat kita ketika membaca Al Quran. Kemudian jauhkan diri kita dari prasangka negatif terhadap Al Quran sebab berakibat negatif pula bagi kita. Kalau kita berasumsi bahwa Al Quran itu sulit dipahami, atau hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memahaminya, maka kita akan senantiasa berhadapan dengan kesulitan-kesulitan ketika membacanya. Padahal Allah SWT telah memudahkan Al Quran bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran. QS 54 ayat 17:
Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?

Yakinlah bahwa Al Quran ini dari Tuhanmu, sebagai petunjuk bagimu. Setiap orang di dunia ini berhak mencari petunjuk di dalamnya karena memang Al Quran diperuntukkan bagi semua manusia. QS 3 ayat 138:
(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Kalau kita membaca dengan harapan bisa mendapat hikmah di dalamnya, maka Allah akan memberikan hikmah itu. QS 2 ayat 269:
Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

3. mulailah dengan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syaitan agar Dia menjauhkan syaitan-syaitan itu dari mendengarkan Al Quran. QS 16 ayat 98:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

QS 26 ayat 210-212:
210. Dan Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan- syaitan.
211. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan Kuasa.
212. Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Quran itu
.

Termasuk di dalam defenisi mengabaikan Al Quran adalah kita tidak mendengarkan dengan baik ketika Al Quran di baca. Orang kafir merasa enggan untuk mendengarkan bacaan Al Quran. QS 8 ayat 31:
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami Telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) Ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala".

QS 31 ayat 7:
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; Maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.

Bahkan mereka melarang orang lain untuk mendengarkan bacaan Al Quran. QS 6 ayat 26:
Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.

Padahal mendengarkan bacaan Al Quran sebenarnya dapat mencegah kita dari kekafiran. QS 3 ayat 101:
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Olehnya itu hendaklah kita diam dan memperhatikan dengan seksama ketika Al Quran dibacakan. QS 7 ayat 204:
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.

Allah SWT memberi contoh dari golongan jin ketika mereka mendengarkan bacaan Al Quran, mereka diam. QS 46 ayat 29:
Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan Telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.

Setelah itu mereka menjadi beriman. QS 72 ayat 1-2:
1. Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
2. (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,


Demikianlah mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang yang bertambah keimanannya dengan mendengarkan bacaan Al Quran. QS 8 ayat 2:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

.... (BERSAMBUNG)

2 komentar: