Kamis, 25 Februari 2010

BAGIAN-4
Cara memahami Al Quran secara hikmah

Mungkin kita termasuk orang yang boleh dikatakan rajin membaca Al Quran, namun kadang-kadang kita sulit memahami isinya. Pada hal untuk menjadikan Al Quran itu sebagai petunjuk, kita harus memahami isinya terlebih dahulu untuk bisa diamalkan dengan benar dalam kehidupan keseharian kita. Kenapa kita sulit memahami Al Quran? QS 17 ayat 45:
Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,

Nampaknya Allah SWT mengadakan suatu hijab (dinding) bagi orang-orang tertentu. Kepada siapa? Kepada orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat. Berarti kepada orang-orang yang beriman terhadap akhirat tidak ada hijab bagi mereka, sehingga mereka mudah memahami Al Quran. Inilah salah satu alat untuk menghisab diri kita masing-masing, sudahkah kita beriman kepada kehidupan akhirat? Lebih baik kita mengaku belum, daripada terkena ayat QS 2 ayat 8 berikut:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Beriman kepada sesuatu harus didasari pengetahuan terhadap sesuatu itu, atau boleh kita katakan tidak ada iman tanpa pengetahuan. QS 2 ayat 13:
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain Telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu Telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

Jadi jelaslah bahwa orang-orang yang tidak beriman itulah yang dicap oleh Allah SWT sebagai orang yang bodoh (tidak berpengetahuan). Maka untuk beriman kepada akhirat, kita membutuhkan pengetahuan tentang akhirat itu, di mana pengetahuan tersebut tidak ada seorang manusia pun yang mengetahuinya. Olehnya itu kita hanya berpatokan kepada apa yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Al Quran.
Berikut beberapa ayat tentang akhirat yang bisa mengantarkan kita kepada kemampuan memahami Al Quran:
Setiap umat akan dihadapkan kepada Allah. QS 36 ayat 32:
Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada kami.

Mereka datang kepada Allah sendiri-sendiri. QS 19 ayat 95:
Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.

Mereka datang kepada Allah sendiri-sendiri sebagaimana mereka diciptakan pada awalnya. QS 6 ayat 94:
Dan Sesungguhnya kamu datang kepada kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang Telah kami karuniakan kepadamu; dan kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. sungguh Telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan Telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).

Di sini Allah mengungkap rahasia tentang akhirat itu bahwa ternyata peristiwa atau proses datangnya manusia kepada Allah nanti adalah sebagaimana proses penciptaan awal manusia itu. Jadi untuk lebih mendalami tentang ilmu akhirat itu kita harus memperdalam pengetahuan tentang proses kejadian kita. Hanya bedanya adalah pada proses penciptaan awal manusia diadakan perjanjian dengan Tuhan, sementara pada peristiwa kembali adalah masa pertanggungjawaban terhadap perjanjian awal tersebut. QS 18 ayat 48:
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada kami, sebagaimana kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian.

Adapun perjanjian awal dimaksud adalah QS 7 ayat 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",

Tenggang waktu antara proses kejadian sampai proses kembali adalah masa kehidupan di dunia, sebagai masa ujian bagi manusia tersebut apakah dia setia kepada janjinya itu ataukah melanggarnya. Pada masa itu Allah SWT memberikan suatu ajaran kepada manusia untuk dijalankan dalam kehidupannya yaitu agama. Apa itu agama menurut defenisi Al Quran? QS 30 ayat 30:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Agama adalah fitrah kejadian manusia, di mana dalam menciptakan manusia Allah tidak merubah fitrah itu. Mempelajari agama berarti mempelajari fitrah kejadian kita. Agama dengan berbagai hal yang bersangkutan dengannya tidak lepas dengan proses kejadian kita. Inilah yang dikatakan oleh Allah bahwa kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Jadi kalau kita menjalankan agama dengan sungguh-sungguh pada hakekatnya kita mengulangi proses kejadian diri kita sendiri, karena seperti itulah nanti kita akan kembali kepadaNya. QS 7 ayat 29:
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".

Untuk menjalankan agama dengan benar Allah memberi petunjuknya berupa Al Quran. Mempelajari Al Quran seluruhnya adalah mempelajari agama atau mempelajari proses kejadian kita. Maka dengan berani saya katakan bahwa isi kandungan Al Quran itu, baik ayat muhkamat maupun mutasyabihaat, adalah berkisar seputar proses penciptaan manusia. Wah... pantas saja, ketika Jibril AS menyampaikan wahyu pertama kepada Muhammad SAW adalah perintah membaca denga nama Tuhan Yang Menciptakan. QS 96 ayat 1-5:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.


Semakin kita sering membaca Al Quran, semakin sering kita mempelajari tentang diri kita, sehingga cepat atau lambat kita mengenal diri kita sendiri, maka dengan mudah kita akan mengenal siapa Tuhan kita. Inilah rahasia kema’rifatan dalam Al Quran. QS 14 ayat 52:
(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar