Rabu, 10 Februari 2010

BAGIAN 2

Pendahuluan


Pada bagian kedua catatan ini masih berkisar pada hal-hal yang sangat mendasar sebelum memasuki hikmah Al Quran. Sebaiknya kita telah memahami bagian pertama, agar kita mudah membimbing diri kita sendiri untuk masuk ke dalam hikmah Al Quran tersebut, dalam hal ini diperlukan rasa kesabaran dan keyakinan yang teguh bahwa Allah SWT akan memberi petunjuknya kepada kita semua. Amin.

Hubungan Al Quran dengan kitab-kitab sebelumnya

Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur. QS 17 ayat 106:
Dan Al Quran itu Telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.

Al Quran tidak diturunkan sekaligus, untuk memperteguh hati Muhammad SAW. QS 25 ayat 32:
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).

Isi kandungan Al Quran sebenarnya sudah diturunkan sejak manusia pertama diturunkan ke bumi. QS 2 ayat 38:
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Petunjuk Allah SWT itu datang bersama dengan diutusnya seorang rasul yang akan membacakan petunjuk itu kepada manusia. Perlu kita catat bahwa setiap rasul yang di utus ke bumi mengajarkan manusia untuk bertauhid dan berserah diri kepada Allah SWT (islam), berarti petunjuk yang mereka bawa adalah petunjuk tentang islam. Mari kita baca beberapa keterangan berikut ini:
- semua rasul mengajarkan ketauhidan. QS 21 ayat 25:
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".

- islam adalah agama tauhid yang telah diwasiatkan kepada Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS dan Isa AS. QS 42 ayat 13:
Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

- Nuh AS diperintahkan untuk masuk ke dalam golongan orang-orang muslim. QS 10 ayat 72:
Jika kamu berpaling (dari peringatanku), Aku (Nuh) tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan Aku disuruh supaya Aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)".

- Ibrahim AS dan Ya’qub AS mewasiatkan Islam kepada anak cucunya. QS 2 ayat 131-132:
131. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
132. Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

- Yusuf AS berdoa agar mati dalam keadaan muslim. QS 12 ayat 101:
Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah Aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah Aku dengan orang-orang yang saleh.

- pengikut Isa AS yang setia adalah muslim. QS 5 ayat 111:
Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". mereka menjawab: kami Telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".

Rasul-rasul itu diutus oleh Allah SWT sebagai tahap persiapan menyambut datangnya rasul yang terakhir (Muhammad SAW). QS 3 ayat 81:
Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".

maka kitab yang dibawa rasul-rasul sebelumnya adalah sebagai tahap persiapan untuk datangnya kitab yang terakhir (Al Quran), sehingga isi kandungan Al Quran itu sebenarnya sudah tersebut dalam kitab-kitab terdahulu itu. QS 26 ayat: 196-197:
196. Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang yang dahulu.
197. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?


Sangatlah disayangkan bahwa kitab-kitab sebelumnya itu sudah diubah-ubah oleh para ahli kitab. QS 2 ayat 75:
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?

Seandainya tidak ada perubahan, pasti tidak akan berbeda atau bertentangan dengan Al Quran. Jadi Al Quran adalah filter atau batu ujian bagi kebenaran kitab-kitab terdahulu, karena Al Quran terjaga dari campur tangan manusia. QS 5 ayat 48:
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,

QS 15 ayat 9:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.

Kalau kita perhatikan QS 5 ayat 48 bahwa Al Quran itu membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kandungan kitab-kitab terdahulu sudah termaktub di dalam Al Quran.
Adapun kandungan kitab-kitab terdahulu itu secara garis besarnya sbb:
- suhuf-suhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan antara lain kepada nabi Ibrahim AS dan Musa AS berisi pengenalan tentang ketauhidan, pengetahuan tentang Khaliq dan makhluk.
- Kitab taurat kepada nabi Musa AS berisi hukum-hukum Allah (syariat Islam)
- Kitab zabur kepada nabi Daud AS berisi hakikat tentang alam semesta.
- Kitab injil kepada nabi Isa AS berisi hakikat tentang diri manusia.
Kitab-kitab itu turun secara bertahap untuk mengantarkan manusia kepada kesempurnaan Islam. Sangatlah keliru kalau dikatakan bahwa kitab-kitab itu untuk suatu golongan tertentu, melainkan untuk seluruh manusia sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir manusia itu.
Pada suatu masa tertentu Allah SWT mengajarkan kepada manusia nama-nama segala sesuatu sampai pada pengetahuan tentang Khaliq dan makhluk. Ketika manusia itu sudah sampai pada masa aqil baligh, maka berlakulah hukum baginya. Masa itulah manusia belajar tentang taurat (hukum-hukum). QS 5 ayat 43:
Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, Kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman.

Taurat itu sebagai pelajaran bagi seluruh manusia. QS 28 ayat 43:
Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk men- jadi Pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.

Masa ini adalah masa yang paling sulit bagi manusia karena inilah masa peperangan dalam diri manusia, yaitu perang antara kebenaran melawan kebathilan. Di sini manusia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. golongan orang-orang yang kalah.

Mereka adalah golongan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya, termasuk di dalamnya orang-orang yang tidak mau berperang. Allah SWT menyebut mereka sebagai orang-orang yang melampaui batas dan mengutamakan kehidupan dunia. Bagi mereka Allah telah mempersiapkan neraka sebagai tempat tinggalnya nanti. QS 79 ayat 37-39:
37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

2. golongan orang-orang yang terus-menerus berperang.

Mereka adalah orang-orang yang bertahan di daerah konflik. Setiap saat mereka diperhadapkan dengan perselisihan, pertentangan, perbedaan pendapat dan persoalan-persoalan hukum lainnya yang tiada henti-hentinya. Semakin mereka berusaha menegakkan hukum, semakin banyak mereka melihat pelanggaran hukum di mana-mana. Seperti itulah kenyataannya sebagaimana ketetapan Allah SWT bagi mereka dalam QS 7 ayat 145:
Dan Telah kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; Maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik.

Jadi kalau kita bertahan pada hukum-hukum itu maka yakinlah bahwa kita selalu diperhadapkan dengan kumpulan orang-orang fasik (orang-orang yang melanggar). Sangat sulit untuk keluar dari masa ini sebagai mana sulitnya Musa AS memasuki ilmu Khaidhir AS (akan diceritakan kemudian pada fase nabi-nabi).

3. golongan orang-orang yang menang.

Mereka adalah orang-orang yang berhasil memenangkan pertempuran. Mereka hidup dalam damai, dan ketika kematian menjemput mereka, mereka mati dengan jiwa yang tenang. QS 79 ayat 40-41:
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).



QS 89 ayat 27-30:
27. Hai jiwa yang tenang.
28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
30. Masuklah ke dalam syurga-Ku.

Golongan ketiga itulah yang diberikan oleh Allah SWT pengetahuan tentang injil. Injil tersebut dikhususkan untuk mereka, yaitu orang-orang yang bertakwa untuk dijadikan pelajaran. QS 5 ayat 46:
Dan kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami Telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

Kitab injil diturunkan kepada nabi Isa AS itu berisi hikmah. QS 43 ayat 63:
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya Aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku".

Jadi di dalam injil itu penuh hikmah yang menjelaskan persoalan-persoalan yang diperselisihkan di dalam taurat, bagaikan Khaidhir AS menjelaskan perbuatannya kepada Musa AS. Ciri khas orang-orang pengikut injil adalah memiliki rasa santun dan kasih sayang dalam hatinya. QS 57 ayat 27:
Kemudian kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul kami dan kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil dan kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.

Selanjutnya Al Quran diturunkan sebagai pelita bagi seluruh manusia, dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. QS 3 ayat 138:
(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Bersyukurlah kita bahwa kita hidup pada masa Al Quran telah turun dengan sempurna, sudah ada di dalamnya suhuf-suhuf, taurat, zabur dan injil. Namun tentu tanggung jawabnya akan lebih besar karena seorang penganut agama yang sejati adalah mereka yang disebutkan oleh Allah dalam QS 5 ayat 68 berikut:
Katakanlah: "Hai ahli kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
....(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar